
Wanogara Wetan, 10 September 2025 – Pemerintah Desa Wanogara Wetan menyelenggarakan kegiatan Rembug Stunting dan Evaluasi Kader di Balai Desa. Acara dihadiri oleh Kepala Desa Wanogara Wetan, Bapak M. Akbar Siarno, perwakilan Puskesmas yang diwakili oleh Ibu Adjeng Eka Wulandari, Kader Pembangunan Manusia (KPM) desa, para kader posyandu, serta tokoh masyarakat.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya, dilanjutkan pembacaan basmallah bersama, serta sambutan Kepala Desa. Dalam sambutannya, Kepala Desa menyampaikan harapan agar kegiatan rembug stunting dapat menambah pengetahuan dan tepat sasaran.
Sambutan dari perwakilan Puskesmas, Ibu Adjeng Eka Wulandari, menekankan bahwa kegiatan rembug stunting dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) menjadi tolak ukur kesehatan di Desa Wanogara Wetan.
Data dan Permasalahan
Dari hasil evaluasi ditemukan:
-
19 anak risiko stunting.
-
3 anak terkonfirmasi stunting (angka sama seperti periode sebelumnya).
-
2 ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan risiko tinggi (resti).
-
Beberapa balita dengan kategori pendek dan sangat pendek.
-
9 balita wasting (kurang gizi akut).
Selain itu, masih ditemui permasalahan kesehatan masyarakat seperti perilaku merokok di rumah, kurangnya aktivitas fisik, pengelolaan sampah yang belum optimal, rendahnya kepatuhan cek kesehatan berkala, serta pemberian ASI eksklusif yang belum merata.
Tanggapan dan Usulan
-
Puskesmas menekankan pentingnya pemilahan sampah dan sosialisasi pengelolaan sampah. Juga disarankan untuk melakukan studi banding ke desa yang sudah berhasil, serta pelatihan ulang (retraining) agar penanganan sampah di Wanogara Wetan bisa lebih baik.
-
KPM Desa, Ibu Irma W., memaparkan materi tentang stunting, definisi, serta strategi intervensi yang meliputi PMT (Pemberian Makanan Tambahan), edukasi gizi, dan peningkatan layanan posyandu.
-
Ibu Dina, kader kesehatan, menyampaikan menu khusus untuk anak risiko stunting berdasarkan indikator BB/U dan TB/U. Selain itu, diberikan materi “Isi Piringku”, dengan penekanan bahwa protein hewani adalah kunci pencegahan stunting.
-
Pak Imam, Pendamping Desa, menegaskan perlunya dukungan anggaran untuk intervensi kesehatan, termasuk usulan alokasi 13% dana untuk kesehatan, khususnya penyediaan sarana-prasarana posyandu (alat ukur, tensimeter, dll.).
PMT dan Tindak Lanjut
-
PMT pemulihan bagi balita stunting dibiayai dari Dana Desa, menggunakan menu lokal bergizi.
-
Periode Januari–Mei: diberikan kepada 5 anak, dengan 3 anak terkonfirmasi stunting.
-
Periode Mei–Desember: diberikan kepada 3 anak.
-
Rencana tindak lanjut: peningkatan pelayanan posyandu, pemantauan ibu hamil risiko, edukasi keluarga, dan penguatan pola hidup bersih dan sehat.
Penutup
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan upaya pencegahan dan penanganan stunting di Desa Wanogara Wetan semakin terarah, partisipatif, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah desa, puskesmas, kader, dan masyarakat menjadi kunci utama agar anak-anak Desa Wanogara Wetan dapat tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan.
Dokumentasi Kegiatan: